Jumat, 06 September 2013

ADAB DAN ETIKA TIDUR



Adab-adab tidur sesuai ajaran Rasulullah SAW memang sudah sepantasnya kita terapkan. Bila kita mengikuti adabnya, maka Insya Allah tidur kita dinilai ibadah. Apabila tidur kita dinilai ibadah, coba bayangkan berapa banyak pahala yang kita dapatkan seumur hidup dari tidur kita? Katakan kita tidur 8 jam sehari, maka 1/3 dari hari kita gunakan hanya untuk tidur! Kalau ditelusuri terus sampai akhir hidup, maka kita menggunakan 1/3 hidup kita hanya untuk tidur! Maka dari itu kegiatan rutin ini merupakan hal yang sangat penting untuk menerapkan adab sesuai ajaran Rasulullah. Berikut di bawah hadist panduannya :


1. Dianjurkan Berintrospeksi Diri Sebelum Tidur

Berintrospeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur. Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuha-sabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur, menge-valuasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.

2. Berwudhu Sebelum Tidur

Kita sebaiknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710).

3. Mengibaskan Tempat Tidur Sebelum Tidur

Sebelum tidur, hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW : “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050).

4. Posisi Tidur yang Baik adalah Miring ke Sebelah Kanan

ntuk posisi tidur, sebaiknya posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan). Tidak menjadi masalah jika pada saat tidur nanti posisi kita berubah ke atas sisi kiri. Hal ini berdasarkan sabda Rosululloh: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710). “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350).

5. Membaca Do’a Sebelum Tidur

“Bismikaallahumma ahya wa bismika wa amuut”. Yang artinya : Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.

6. Apabila Gelisah

Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut: “A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.” Yang artinya “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya).

7. Tidak Boleh Telanjang

Pada saat tidur tidak boleh telanjang berdasarkan hadits berikut : “Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa”. (HR. Muslim).

8. Sesama Jenis Kelamin, Dilarang Tidur Satu Selimut

Laki2 dengan laki2 atau wanita dengan wanita tidak boleh tidur dalam satu selimut seperti hadits berikut : “Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut”. (HR. Muslim).

9. Makruh tidur tengkurap

Abu Dzar Radhiallaahu anhu menuturkan : Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda : Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

10. Makruh tidur di atas dak terbuka

Karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda : Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

11. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur

Dari Jabir Radhiallaahu anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda : Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman. (Muttafaq `alaih)

12. Disunnahkan mengusap Wajah dengan Tangan setelah Bangun

Berdasarkan hadits berikut : “Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)].

13. Jika Bermimpi Buruk

Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun, kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).

14. Bersiwak Setelah Bangun

Berdasarkan hadits berikut : “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255).

15. Ber-istinsyaq dan ber-istintsaar

Ber-istinsyaq dan ber-istintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238).

16. Mencuci Kedua Tangan Tiga Kali

Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278).


Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa posisi tidur yang paling baik adalah bertumpu pada sisi kanan tubuh (menghadap ke kanan), dan ternyata hal ini sesuai dengan riset ilmiah yang telah dilakukan oleh beberapa orang. Berdasarkan riset ilmiah, posisi tidur seperti ini lebih menyehatkan daripada tiga posisi yang lain, yaitu tidur telentang , tengkurap, dan tidur dengan bertumpu pada sisi kiri tubuh.

Posisi Telentang : Tidur berbaring dengan posisi telentang kurang sehat, sebab menekan atau menyesakkan tulang punggung, bahkan kadangkala bisa menyebabkan kita ingin ke toilet/WC.

Tidur Tengkurap : Tidur tengkurap atau menelungkup tidak baik untuk pernapasan. Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)

Posisi Kiri : Tidur dengan bertumpu pada sisi kiri badan (menghadap ke kiri) dapat menghimpit posisi jantung sehingga sirkulasi darah terganggu dan pasokan darah ke otak berkurang. Dengan berkurangnya pasokan darah ke otak, tidur pada posisi kiri dapat pula mengakibatkan kita sering mengalami mimpi-mimpi tidak baik (nightmares), serta berjalan dalam keadaan tidur (somnabulisme).
 
 Juga ...........
 
Beberapa Adab dalam Ajaran Islam Nabi Muhammad
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Segala puji hanya utk Allah l yang telah mengajarkan kepada hamba-hamba-Nya adab-adab yang mulia. Adab-adab yang akan menjadi sebab semakin baiknya perilaku serta memperindah penampilan setiap hamba yang mengamalkannya. Aku bersaksi bahwasanya tak ada yang berhak utk diibadahi kecuali hanya Allah l semata, & aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad n adalah hamba & utusan-Nya. Shalawat & salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, & seluruh kaum muslimin yang senantiasa mengikuti petunjuknya.
Hadirin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa menjaga diri-diri kita dari azab Allah l, dgn cara mengamalkan Islam yang telah dikaruniakan kepada kita. Agama yang mengajarkan serta mengatur seluruh perkara yang dibutuhkan utk perbaikan individu & masyarakat. Baik yang berkaitan dgn aqidah, ibadah, maupun yang berkaitan dgn adab.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sesungguhnya Allah l telah mensyariatkan melalui utusan-Nya adab-adab yang sangat dibutuhkan & sangat bermanfaat bagi hamba-hamba-Nya. Adab-adab tersebut sangat lengkap & meliputi seluruh sisi kehidupan manusia, baik yang berkaitan dgn makan, minum, berpakaian, tidur, & lain-lainnya. Adapun yang berkaitan dgn makan, maka Rasulullah n bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَاماً فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللهِ؛ فَإِنْ نَسِيَ فِيْ أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
“Apabila salah seorang dari kalian (hendak) memakan suatu makanan maka bacalah ‘bismillah’ & apabila dia lupa (untuk membaca) di awalnya maka ucapkanlah ‘bismillah fii awwalihi wa akhirihi’.” (HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi serta dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani)
Disamping itu, beliau n juga bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ أَنْ لاَ يُذْكَرَ اسْمُ اللهِ تَعَالَى عَلَيْهِ
“Sesunguhnya setan menghalalkan (baginya) makanan apabila tak disebut nama Allah pada (saat memakan)nya.” (HR. Muslim)
Hadirin rahimakumullah,
Dari
hadits tersebut kita mengetahui bahwa meninggalkan membaca bismillah ketika hendak makan atau minum bukanlah perkara yang sederhana atau remeh. Karena di antara hikmah disyariatkannya membaca bismillah adalah agar setan tak ikut serta menikmati makanan yang sedang kita makan. Dan siapa di antara kita yang suka utk makan bersama setan yang hakikatnya adalah termasuk musuh yang paling besar & sangat berbahaya? Oleh karena itu, sudah semestinya kita memerhatikan adab ini. Bahkan para ulama menjelaskan bahwa barangsiapa sengaja tak membaca ‘bismillah’ maka dia berdosa karena meninggalkan kewajiban yang telah diperintahkan Allah l.
Jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Adapun setelah selesai makan, maka kita telah diberi petunjuk oleh Nabi n utk berdoa. Di antaranya sebagaimana yang disebutkan dlm sabdanya:
مَنْ أَكَلَ طَعَامًا فَقَالَ: الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ؛ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang setelah makan membaca:
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ
‘Segala puji hanya utk Allah, Dzat yang telah memberiku makan dgn makanan ini, & merizkikannya kepadaku, tanpa usaha & kekuatan dari diriku.’ maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi, serta dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani t)
Berkaitan dgn adab makan & minum, Rasulullah n juga bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan maka makanlah dgn tangan kanannya & apabila minum maka minumlah dgn tangan kanannya karena setan makan dgn tangan kirinya & minum dgn tangan kirinya.” (HR. Muslim)
Berdasarkan hadits ini, maka kita mengetahui diharamkannya makan dgn tangan kiri. Bahkan dlm sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim t dlm Shahih-nya, dikisahkan adanya seseorang yang lumpuh tangan kanannya karena Nabi n mendoakan orang tersebut agar tak bisa mengangkat tangannya ketika dgn sombongnya dia mengatakan: “Saya tak bisa (makan dgn tangan kanan saya).”
Oleh karena kita harus benar-benar memerhatikan adab ini. Jangan sampai ada yang meremehkannya apalagi menghinakannya. Karena kalau kita perhatikan ternyata tak sedikit kaum muslimin yang kurang memerhatikan adab ini, terutama ketika sedang makan makanan ringan atau ketika sedang memberikan makanan di saat menyuapi anaknya.
Termasuk adab yang telah diajarkan oleh Nabi n dlm hal ini adalah tak diperbolehkannya utk mencela makanan. Disamping itu dianjurkan pula utk makan & minum dgn duduk serta minum dgn tiga kali bernafas. Yaitu dgn tak menghabiskan minumnya dgn sekali teguk akan tetapi dgn cara menjauhkan tempat minum dari mulut utk bernafas setelah meneguknya, & hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.
Jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Adapun berkaitan dgn adab dlm berpakaian, Nabi n telah mengajarkan kepada umatnya agar mendahulukan yang kanan ketika hendak memakai baju, celana, sandal, atau sepatu serta mendahulukan yang kiri ketika hendak melepasnya. Adab ini terkadang kurang diperhatikan oleh sebagian kaum muslimin terutama ketika sedang memakaikan atau melepas baju atau celana anak-anaknya.
Termasuk yang diajarkan oleh Nabi n berkaitan dgn adab ini adalah sebagaimana disebutkan dlm hadits yang shahih, yaitu disunnahkan bagi orang yang memakai pakaian yang baru utk memuji Allah l dgn mengatakan:
اللَّهُمَّ لَكَ الْحمْدُ أَنْتَ كَسَوْتَنِيْهِ أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَخَيْرَ مَا صُنِعَ لَهُ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ
“Ya Allah, segala puji hanyalah untuk-Mu yang telah mengaruniakan kepadaku (pakaian ini). Aku memohon kepada-Mu kebaikannya & kebaikan akibat memakainya serta aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya & akibat yang jelek di saat memakainya.”
Termasuk adab dlm berpakaian adalah sebagaimana tersebut dlm sabda Nabi n:
حُرِّمَ لِبَاسُ الْحَرِيْرِ وَالذَّهَبِ عَلَى ذُكُوْرِ أُمَّتِيْ وَأُحِلَّ لِإِنَاثِهِمْ
“Diharamkan memakai sutera & emas bagi laki-laki dari umatku & dihalalkan bagi wanitanya.” (HR.At-Tirmidzi, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani t)
Disamping itu, tak diperbolehkan pula utk mengenakan pakaian yang menyerupai pakaian orang kafir seperti pakaian yang menampakkan aurat atau sangat ketat serta memakai pakaian yang terdapat gambar makhluk yang bernyawa & sebagainya dari kekhususan yang ada pada pakaian mereka. Termasuk pula adab dlm berpakaian adalah dilarang bagi laki-laki utk memanjangkan jubah, sarung, atau celananya & yang semisalnya hingga menutupi mata kakinya. Bahkan Rasulullah n mengancamnya dgn hukuman akan dimasukkannya apa yang ada di bawah mata kakinya ke dlm neraka, sebagaimana dlm sabdanya:
مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الْإِزَارِ فَفِيْ النَّارِ
“Sesuatu yang (menutup sampai) di bawah mata kaki dari kain maka tempatnya adalah di neraka.” (HR. Al-Bukhari)
Termasuk perkara yang perlu diingatkan dlm kaitannya dgn adab berpakaian adalah tak diperbolehkan bagi laki-laki utk menyerupai perempuan dlm berpakaian & begitu pula sebaliknya. Larangan ini meliputi semua pakaian, baik berupa baju maupun alas kaki seperti sandal & yang semisalnya, yang merupakan kekhususan bagi laki-laki maupun baju atau alas kaki yang merupakan kekhususan bagi perempuan. Hal ini perlu diperhatikan karena ada sebagian orang yang tak hati-hati dlm hal ini terutama ketika di dlm rumah, sehingga terkadang memakai sandal khusus
wanita milik istrinya di saat hendak ke dapur atau kamar kecil & yang semisalnya.
Hadirin rahimakumullah,
Demikian sebagian dari adab-adab ketika makan atau minum & adab dlm berpakaian. Mudah-mudahan kita semuanya diberi kemudahan utk bisa mengamalkan adab-adab yang telah kita pelajari & semakin memerhatikan adab-adab yang telah disyariatkan di dlm
ajaran Islam.
Wallahu a’lam bish-shawab, walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
KHUTBAH KEDUA:
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بَيَّنَ لَنَا أَفْضَلَ الْمَسَالِكِ وَأَحْسَنَ الْآدَابِ وَوَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ لِسُلُوْكِهَا وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْوَهَّابُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَإِلَيْهِ الْمَآبُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ قَامَ بِالْأَخْلاَقِ الفَاضِلَةِ وَأَتَمَّهَا وَحَذَّرَ أُمَّتَهُ مِنَ سَفَاسِفِهَا وَأَرْذَلِهَا، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ تَمَسَّكُوْا بِآدَابِهِ وانْتَهَجُوْا مَنَاهِجَهَا وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا، أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Di antara adab yang juga telah diatur dlm agama Islam adalah adab ketika tidur. Berkaitan dgn adab tidur, Nabi n bersabda:
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْئَكَ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأيْمَانِ
“Apabila engkau mendatangi pembaringanmu (untuk tidur) maka berwudhulah seperti wudhumu utk shalat selanjutnya berbaringlah pada sisi kananmu.” (Muttafaqun ‘alaih)
Hadits tersebut menunjukkan bahwa di antara adab ketika tidur adalah tidur dlm keadaan suci & tidur dgn posisi miring pada sisi kanan bagian tubuh. Disamping itu, disyariatkan pula bagi seorang muslim ketika hendak tidur utk membaca salah satu doa, seperti ayat kursi atau doa-doa lainnya yang telah diajarkan oleh Nabi n sebagaimana tersebut dlm hadits-hadits yang shahih & disyariatkan pula utk berdoa ketika bangun tidur dgn mengucapkan:
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami (dengan bangun tidur) setelah matinya kami (dari tidur) & hanya kepadanyalah kami akan dibangkitkan.”
Selanjutnya disyariatkan pula utk mencuci telapak tangannya tiga kali & ber-istinsyaq serta istintsar, yaitu dgn memasukkan air ke hidung serta mengeluarkannya, sebanyak tiga kali, sebagaimana hal ini tersebut dlm sabda Nabi n:
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِيْ أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya maka janganlah memasukkan (tangannya) ke air sampai dia mencucinya tiga kali karena dia tak tahu di mana tangannya tadi malam berada.”
Dalam sabda beliau n:
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثًا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيْتُ عَلَى خَيْشُوْمِهِ
“Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidur maka berisytinsyarlah (yaitu memasukkan air ke hidung kemudian mengeluarkannya) tiga kali, karena setan bermalam di rongga hidungnya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Jamaah jum’ah yang semoga dirahmati Allah l,
Adab-adab lainnya yang disyariatkan dlm agama Islam adalah adab dlm buang hajat. Di antaranya adalah bahwa ketika hendak masuk ke kamar kecil disunnahkan utk membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Sedang ketika keluar dari kamar kecil maka disunnahkan utk berdoa dgn mengucapkan:
غُفْرَانَكَ
Termasuk dari adab ketika buang hajat adalah tak menghadap atau membelakangi arah kiblat saat buang air besar maupun buang air kecil. Akan tetapi para ulama menjelaskan adanya rukhshah atau keringanan dlm masalah ini apabila buang hajatnya dilakukan di kamar kecil yang tertutup, yaitu meskipun dia melakukannya dgn menghadap ke arah kiblat atau membelakanginya, hal tersebut tidaklah terlarang. Termasuk adab buang hajat adalah tak menyentuh kemaluan dgn tangan kanannya saat buang hajat & saat beristinja’, yaitu membersihkan kemaluan dari najis. Begitu pula termasuk adab buang hajat adalah tak melakukannya dgn berdiri kecuali saat dibutuhkan, karena kebiasaan Nabi n ketika buang air kecil adalah dgn posisi duduk atau jongkok, meskipun pernah juga melakukannya dgn berdiri namun itu bukan kebiasaan beliau.
Hadirin rahimakumullah,
Perkara penting lainnya yang harus diperhatikan dlm masalah buang hajat adalah menjaga diri agar tak terkena cipratan air kencing saat buang air kecil. Karena Nabi n dahulu ketika melewati dua makam atau kuburan, beliau mengatakan:
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَتَنَزَّهُ مِنَ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِيْ بِالنَّمِيْمَةِ
“Sesungguhnya kedua orang yang dikubur ini sungguh sedang disiksa (di alam kubur) & tidaklah keduanya disiksa karena perkara yang besar (dalam pandangan orang). Adapun salah satunya (dia disiksa) karena sebab tak berhati-hati dari terkena najis saat buang air kecil & yang lainnya (dia disiksa) karena sebab mengadu domba.”
Jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Demikian beberapa adab dlm ajaran Islam yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Dan masih banyak lagi yang belum disampaikan, bahkan yang belum kita sampaikan masih lebih banyak dari yang sudah kita sampaikan. Mudah-mudahan Allah l senantiasa memberikan taufiq-Nya sehingga kita bisa mengamalkan adab yang telah sampai kepada kita.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُوَحِّدِينَ، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّهُ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar